Senin, 28 Maret 2011

Terbentuknya BISMANIA COMMUNITY

Displin tinggi biasakan antri [Foto: Frimansyah ]Displin tinggi biasakan antri [Foto: Frimansyah ]Berawal Dari Terantuk Tiang. Siapa sangka, dari pengalaman seseorang yang terbentur tiang pembatas yang biasanya terdapat di setiap bis umum, ternyata mampu terbentuk salah satu komunitas terbesar di Indonesia yang hingga kini telah memiliki cabang di Singapura. Bermula dari cerita salah seorang anggota komunitas yang suatu waktu terbentur tiang pembatas yang ada di bis umum, keluhan yang disampaikannnya melalui sebuah blog, ternyata mendapat respon yang cukup banyak dan beragam melalui media dunia maya itu.
[Foto: Firmansyah][Foto: Firmansyah]Singkat cerita, 3 April 2007 akhirnya terbentuklah sebuah komunitas pecinta bis Indonesia atau Bis Mania Community (BMC) yang timbul dari rasa keprihatinan serta rasa kebersamaan para anggotanya untuk memajukan jenis transportasi yang biasanya dipergunakan untuk sarana angkutan antar daerah antar provinsi ini.
[Foto: Firmansyah][Foto: Firmansyah]“Ada yang yang suka terhadap bodi karoserinya, atau CC mesin yang besar, ada juga yang suka karena mendapatkan sensasi ketika bis yang ditumpanginya itu beradu balap dengan bis lain, ada yang fanatic terhadap satu perusahaan bus, ada yang senang karena bentuknya yang megah, pokoknya unik-uniklah,” kata Joko Puspitomurti seraya mengungkapkan alasan para anggotanya untuk bergabung.
Berbagai kegiatan bakti social, kunjungan ke perusahaan otobus serta touring ternyata mendapatkan simpati dari perusahaan bus yang menjadi mitra mereka karena di samping melakukan kunjungan, mereka juga memberikan masukan atau sumbangsih yang berarti bagi produsen otobus.
Tertib bisa jadi tauladan yang lainnya [Foto: Firmansyah]Tertib bisa jadi tauladan yang lainnya [Foto: Firmansyah]“Tak jarang, para perusahaan itu mengundang kami untuk berkunjung ke pabrik karoseri mereka, bahkan dengan hubungan yang baik, kita memperoleh satu bus gratis dari (PO) Perusahaan Otobus Sumber Alam lengkap dengan desain interior dan fasilitas yang kami semua inginkan,” ungkap Joko Puspitomurthi yang akrab dipanggil Itok dengan bangga.
Sedia miniatur bus [Foto: Firmansyah]Sedia miniatur bus [Foto: Firmansyah]BMC memiliki anggota sekitar 200 orang, dari berbagai usia dan berbagai kalangan mulai dari anak-anak, pengusaha hingga pejabat pemerintahan. Dengan kesatuan hati, BMC berharap mampu menjadikan bis tidak hanya sekedar alat transportasi tapi juga aneka kreasi dan hobby.
Ada hal unik lainnya yang jarang dimiliki oleh komunitas lain, yaitu para anggota ini sering mengadakan pertemuan atau sekedar nongkrong bareng di terminal-terminal yang umumnya memiliki banyak armada bus seperti Pulogadung, Kampung Rambutan dan beberapa terminal besar lainnya di ibukota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar